Hai lama tak jumpa.
Hmmm... Tak banyak berubah.
Sungguh menyenangkan bisa bertemu kamu lagi. Hujan di sore itu menjadi latar pertemuanku dengan kalian iya bukan hanya kamu.
Melegakan akhirnya aku bisa sejenak singgah di sini. Tak lama memang tetapi aku sungguh bersyukur bisa bertemu kalian.
Air mataku dengan polosnya jatuh ketika melihat kalian. Namun canda tawa dan salam kemudian yang menemani pertemuan ku dengan kalian.
Hey hey. Aku lihat kamu tersenyum. Manis iya manis. Hehe...
Apakah benar yang dikatakan mereka tentangmu? Sungguh awalnya aku tak percaya hingga kini pun aku masih tak percaya. Mungkin itu hanya candaan. Iya kan?
Ntah berapa kali aku bahagia dibuat mu walau hanya lewat chat saja. Ku pikir itu hanya candaanmu. Kata-kata manis yang tertulis aku balas dengan hal yang sama karena ku pikir itu bukan hal serius. Kamu tahu aku seorang yang mudah tersanjung ketika ada orang yang berkata manis. Namun, aku yakinkan diriku bahwa ini hanya candaan aku tak boleh terlarut. Karena aku takut ini makin membuatku terbawa perasaan hingga kegeeran.
Aku hapus saja tiap selesai chat denganmu. Hal yang ku rasa manis namun harus ku enyahkan dari pikiranku, takut aku yang akan terlarut dan terluka.
Namun, saat ku tahu ada sesuatu di balik itu semua...
Maaf jika aku yang tak memahaminya. Aku mencoba tak ingin mudah untuk jatuh.
Aku nyaman bersamamu. Tapi itu tak cukup.
Karena kita sadar ini resiko dari mencintai secara diam-diam serta yang tak terungkapkan atau lebih tepatnya tak dipahami.
Aku mencintai dia dalam diam dan kau mencintaiku namun tak terungkapkan serta tak ku sadari.
Semoga waktu yang akan menjawab segalanya. Tetaplah menjadi pribadi manis apa adanya. Kelak jika kau menyukai seorang katakan saja padanya. Bahagialah bersama yang lain meski aku bukan menjadi bahagiamu lagi, aku akan tetap berbahagia untukmu.