Monday, February 11, 2019

Seharusnya ku simpan saja

Posted by Naila Aliya Marhama at 10:11 PM 0 comments

Aku bukan penyembunyi yang baik. Mudah bagiku membagi segala rasa dan pikirku, dari yang memang layak dikonsumsi publik hingga harusnya itu menjadi privasiku.
Padahal kamu bukan siapa-siapa di hidupku namun sudah ku gembor-gemborkan ke dunia luar. Memang tak selalu ku sebut namamu kepada orang-orang, namun sudah lumayan banyak orang juga yang tahu.

Maaf yaa...

Jika nanti kamu tahu atau dengar terkait masalah ini. Maksudnya misal ada sesuatu diantara kita dan kamu sebenarnya tidak berkenan akan hal tersebut, sanggah saja tak apa. Kamu berhak melakukannya.
Namun jika kamu memilih untuk diam setelah mendengar berbagai hal itu, aku harap kamu bisa memaafkan aku dan orang-orang yang membicarakan hal tersebut. Walaupun ku tahu bukan salah mereka membicarakan hal itu, karena ya memang itu salahku.

Terima kasih sudah tidak terlalu sering muncul di hidupku setelah kejadian kemarin. Ntahlah aku juga tidak tahu motifmu apa, tapi aku berusaha berpikir positive bahwa ya memang baiknya seperti ini. Kamu rizki atau ujian bagiku pun saat ini belum terdefinisikan dengan baik, masih abu-abu.

Maaf jika aku sering memikirkanmu dengan sengaja atau tidak sengaja. Banyak sekali hal yang bisa membuatku ingat tentangmu.

Maaf jika aku banyak menulis tentangmu, aku post lagi di blog. Jujur aku malu jika tulisan-tulisan ini dibaca orang, tapi ntah mengapa aku suka saja menuliskannya di kanal pribadiku ini. Ntah ada mau singgah sejenak ke blog ini atau tidak ada yang pernah singgah ke blog ini juga tidak masalah bagiku. Ya, aku senang menuliskannya di sini. Satu yang pasti, kamu telah menjadi inspirasi di banyak tulisanku.

Kelak jika nanti kamu membaca ini dan kamu menyadari bahwa tokoh "kamu" atau "dia" dalam berbagai cerita adalah kamu, semoga kamu tidak marah ya. Maafkan aku, namun jika sungguh benar-benar kamu tak berkenan akan tulisan-tulisan tersebut tak apa, minta saja padaku untuk menghapusnya.

Ntah mengapa meski jarang berjumpa atau berbincang fasa ini tidaklah luntur. Ada rasa yakin yang tak terlihat. Ada rasa suka yang tetap bertahan. Namun, ada rasa sedih juga yang singgah jika menyadari bahwa aku terlalu sering mengingatmu.

Maafkan aku.

Apapun itu terima kasih telah menjadi inspirasiku dalam menulis sejak bulan Agustus tahun lalu. Apakah masih akan berlanjut atau akan segera tamat tidak yang tahu esok. Ya, skenario terbaik adalah dari-Nya. Mari kita jalani skenario terbaik-Nya dengan penuh rasa syukur dan suka cita.

Dan semoga aku bisa menjaga perasaan ini dengan baik, serta cukup menjalin rasa ini utamanya dengan Allah. Tak perlu dunia mengetahui secara luas cukup langit yang mengetahui secara dalam.

Semoga esok pagimu menyenangkan. :)

Friday, February 8, 2019

Mencoba Menerima (lagi)

Posted by Naila Aliya Marhama at 3:17 PM 0 comments

Beberapa waktu ini mencoba meyakinkan diri bahwa "tak apa nailaa, memang inilah yang terbaik". Ya, tak mudah menerima kenyataan karenaaaa coba kamu pikir setelah berbagai momen kalian ciptakan bersama namun setelah itu seperti tak ada apa-apa. Kami seperti dulu lagi, diam lagi dan seperti tak terjadi apa-apa.
Padahal sudah ku upayakan membangun tembok yang tinggi lalu dengan mudahnya dia masuk menghancurkan pertahananku. Lalu seketika itu pula dia bisa pergi dengan mudahnya. Menyebalkan? Iya, kalau itu dari perspektifku.

Namun, kenyataan yang ada tidak berjalan sesuai perspektifmu saja. Dia yang tahu motif sesungguhnya. Aku? Aku hanya bisa menerkanya saja hehe.

Kini ku sadari bahwa tembok yang aku bangun bukan tembok pertahanan yang kokoh melainkan bangunan ekspektasi yang besar akan dia. Berbagai ekspektasi tentang dia aku bangun baik maupun buruk.

Itulah yang salah dan kenapa aku bisa merasakan sakit karena aku jatuh pada ekspektasi yang telah ku buat tinggi-tinggi.

Hahaha.. Ya, it's okay, take a deep breath. Cukup jadi pembelajaran, kini aku berupaya lebih positif untuk tiap hal. Daripada mencipta ekspektasi tentangnya lebih baik ku sibukkan diriku dengan upayaku memperbaiki diri dan menggantungkan harapan hanya pada-Nya bukan ciptaan-Nya.

Jatuh bangun jatuh bangun jatuh bangun. Ya, itulah harus kita jalani dan nikmati. Tak masalah, that's a life.

Biar Allah yang menguatkan dan melapangkan hati ini.

Saturday, February 2, 2019

Cerita Selanjutnya

Posted by Naila Aliya Marhama at 1:41 AM 0 comments

Ya, luar biasa! Terakhir kali aku menulis tentang dia yaitu terkait dilema aku apakah ku harus hapus/simpan dia.

Dan ku pilih untuk tetap (kembali) menyimpan kontak dia.
Hari-hariku berlalu dengan menyenangkan dengan beragam kegiatan dan syukur Alhamdulillah aku jadi tidak terlalu memikirkannya :).

Lalu tanpa diduga seminggu yang lalu aku bertemu sekilas dengannya, benar-benar hanya sekilas dan itupun ku kira bukan dia. Ya, ku pikir aku berhalusinasi karena aku terlalu merindukannya. Hehe...
Tapi, ternyata memang benar adanya, pertemuan itu menjadi awal cerita selanjutnya. Kami lalu berhubungan lagi, saling memberi pesan, dan bahkan kami bisa pergi berdua untuk makan dan menonton film.

Luar biasa kan? Sungguh skenario Allah itu memang tak diduga namun sangat terbaik adanya. Bagaimana perasaanku? Luar biasa campur aduk! Dari perasaan senang, heboh, bangga, gemas, lega, sebel, terharu, dll. Teman-temankulah yang menjadi saksi betapa aku seperti anak remaja yang baru kasmaran. Alay!
Wkwkwk.. ya tak ku pungkiri memang itu adanya haha. Tak mampu menyanggah memang itu apa adanya.

Selanjutnya apa? Kami (lebih tepatnya dia) mampu melanjutkan kehidupannya seperti biasa. Seperti tak terjadi apa-apa diantara kami. Hahahaha.. Sungguh dia orang yang tak bisa diduga dan pintar menyimpan/menjaga perasaan dia dengan baik. Kalau aku bagaimana? Yaaaa... sekali lagi campur aduk, namun aku berupaya agar tetap positive thingking, bahwa yaa inilah yang terbaik saat ini, tak perlu saling bersama, kami berada pada posisi masing-masing, merasakan ruang di antara kami, dan mungkin akan tercipta rindu (dari sisiku).

Tak ingin lagi berharap pada manusia, cukup Dia saja.

Dia yang akan tuliskan lagi cerita kami dengan alur yang terbaik dan terindah untuk kami.

Apapun itu aku belajar banyak hal dari cerita kemarin. Maka untukmu, kuucapksn terima kasih banyak.


 

Kisahku, Kisahmu, dan Kisah Kita Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review