Ada rasa yang harus diusaikan, ada penantian yang harus dicukupkan, dan ada harap yang harus dihentikan.
Kepadamu, rasa itu pernah ada. Namun, kini aku mengharap agar itu segera enyah. Biar tak ada lagi resah.
Satu salah parah telah aku lakukan. Aku mengharapkanmu.
Ya, hal itu membuatku kalah.
Apa aku marah? Tidak, tenang saja.
Aku hanya merasa sudah jengah dan lelah pada ranah ini.
Tapi memang menerima realita bukan hal mudah.
Maka aku berupaya menguatkan diri untuk pasrah hingga ku beranikan untuk merubah arah. Kini bisa ku katakan, bahwa segala cinta dan cita yang pernah tercipta (sendiri) telah ku sudahi.
Kamu adalah...
0 comments:
Post a Comment