Monday, December 9, 2019

Tidak Ada Motivasi

Posted by Naila Aliya Marhama at 8:39 PM 0 comments

Yaaaaaakkk sebeeeeell udh nulis panjang2 malah kehapus huwaaaa...

Aku nulis lagi nii.
-----
Udh beberapa bulan Setelah aku dpt SKL n become pengangguran. Haha. Yaa nemenin bapak ibu d rmh dan bantu urusin nikahan Mase. Terdengar enak yaa, ngaggur Dan bisa rebahan everytime. But actually ini toxic bgt. Huhu. Aku g bs ngontrol diriku, banyak hal negatif yg aku lakuin, banyak waktu yg terbuang sia2 gitu. So saaaaddddd...

Ini salah aku. Krn g mungkin juga nyalahin lingkungan aku. Walau lingkungan bisa jadi faktor pemicu tapi tetep aja akulah yg memilih mau ngapain.

Aku saat ini dalam posisi no any motivation, takut gitu mau ngapa2in krn khawatir ini itu.

Friday, November 22, 2019

Jangan Tewas Naas

Posted by Naila Aliya Marhama at 10:40 AM 0 comments

Asa diretas
Melampui batas
Meski belum jelas
Serta belum terbalas

Jangan kandas
Taklukan malas
Mari bergegas
Jangan hanya di teras
Biar keringat mengucur deras

Jangan panas
Jangan lemas
Masih berputar si tuas
Masih melukis si kuas

Silahkan poles si paras
Sambil bersenandung dengan laras
Jaga diri tetap waras
Jangan tewas dengan naas

Monday, September 30, 2019

Jurnal Kemarin

Posted by Naila Aliya Marhama at 10:51 AM 0 comments

Kemarin Minggu seharusnya aku membuat jurnal harian namun aku lupa.
Kemarin aku senang karena bisa berkumpul dengan sekeluarga.
Aku pun belajar bahwa semakin dewasa permasalahan yang Kita hadapi semakin kompleks.

Saturday, September 28, 2019

Belajar Lagi

Posted by Naila Aliya Marhama at 6:38 AM 0 comments

Beberapa waktu ini aku banyak belajar Hal salah satunya adalah penerimaan.
Ya, penerimaan bukan hal mudah Dan butuh waktu namun pasti bisa. Mencoba untuk menggeser sudut pandang ternyata memberikan dampak. Aku dulu terlalu yakin bahwa hal itu adalah hal terbaik dan tak ingin yang lain, namun nyatanya bukan hal itu yang bekerja untukku. Akhirnya perlahan aku bisa menerima itu dan meyakini bahwa ada hal lain yang lebih baik bagiku.

Kamu, iya kamu. Sosok yang sering menjadi tokoh utama cerita blog ini. Rasa akan mu sungguh kaya, mulai dari sekedar kagum, terpesona, mulai nyaman, mulai begitu berharap, menolak rasa, semakin dalam mencintai, namun tak lama menjadi benci, menyerah, ya sudah lah dan kini aku bisa mulai menerima. Semakin hari semakin menerima bahwa it's not work with us.

Naila Bersyukurlah pernah memilik begitu banyak rasa dengan dirinya. Namun, sudah cukup untuk saat ini. Sekarang saatnya kamu berbahagia. Tak usah memikirkan kebahagiaan dia, percayalah dia sudah bisa membentuk bahagianya sendiri. Kini waktunya untukmu lebih mencintai dirimu sendiri, mensyukuri tiap hal yang ada di dirimu, dan berbahagia dengan tiap orang di sekitarmu.

Cerita apa kedepannya, mari kita lihat saja nanti. Sekarang jalani yang ada sebaik mungkin. Tak perlu gusar memikirkan seorang yang bahkan enggan untuk melihatmu.

Lebih cintai dirimu, penuhilah dirimu dengan berbagai hal baik, dan bersyukur serta berbahagia dengan tiap proses pendewasaan ini.

Kamu bisa nai.

Sunday, July 21, 2019

Aku Bahagia

Posted by Naila Aliya Marhama at 7:11 PM 0 comments

Sungguh senang dan terharu dapat mendengar kabar baik darimu.
Ya, satu persatu cita-citamu terwujud.
Kenapa aku bisa semelankolis ini? Ku kira aku sudah akan bereaksi biasa saja jika mendengar namamu namun ternyata aku salah.
Aku masih saja berharap jika tanpa sengaja Kita dapat bertemu lalu bertegur Sapa. Hmm.. tapi sepertinya aku takkan bisa bereaksi biasa saja jika benar bisa bertemu denganmu.
Mungkin karena itu pula alasan Allah belum mempertemukan Kita sejak terakhir bertemu beberapa bulan lalu. Iya, belum waktunya...

Mencoba mengingatkan dan menguatkan diri bahwa jangan lagi menggantungkan harapan selain kepada-Nya.

Ya, aku berharap apapun itu semoga Allah senantiasa memberikan kebahagiaan, ketenangan, dan kesabaran bagimu.

Aku berbahagia untukmu

Thursday, July 18, 2019

Sekarang

Posted by Naila Aliya Marhama at 9:22 AM 0 comments

Lebih dari dua bulan lalu aku membuat tulisan di sini. Banyak cerita luar biasa yang terjadi apalagi yang berkaitan dengan penyelesaian tugas akhirku. Syukur Alhamdulillah sebentar lagi amanah aku berkuliah di IPB tuntas. Selanjutnya aku akan melangkah kemana? Sampai sekarang pun masih dalam proses mencari jawaban. Banyak hal yang ingin ku raih, beragam tempat ingin ku jelajahi, dan segudang manfaat ingin ku berikan ke orang sekitar.
Ya, mungkin aku sedang mengalami quarter life crisis.
Ada yang mengatakan kepadaku bahwa segala ragu, takut, khawatir yang saat itu alami akibat aku yang kurang mengenal diriku.

Saturday, May 4, 2019

Cerita Kala Itu

Posted by Naila Aliya Marhama at 12:22 AM 0 comments

Ada rasa yang harus diusaikan, ada penantian yang harus dicukupkan, dan ada harap yang harus dihentikan.

Kepadamu, rasa itu pernah ada. Namun, kini aku mengharap agar itu segera enyah. Biar  tak ada lagi resah.

Satu salah parah telah aku lakukan. Aku mengharapkanmu.
Ya, hal itu membuatku kalah.

Apa aku marah? Tidak, tenang saja.
Aku hanya merasa sudah jengah dan lelah pada ranah ini.

Tapi memang menerima realita bukan hal mudah.
Maka aku berupaya menguatkan diri untuk pasrah hingga ku beranikan untuk merubah arah. Kini bisa ku katakan, bahwa segala cinta dan cita yang pernah tercipta (sendiri) telah ku sudahi.

Kamu adalah...

Thursday, May 2, 2019

Berhenti

Posted by Naila Aliya Marhama at 11:38 PM 0 comments

Akhirnya I'm done!

Ya, aku harus mengakhiri rasa yang Tak pasti ini. Berharap pada seorang insan bukanlah hal baik. Akan Ada Luka yang menyertai.

Apakah aku menyesal? Sudah Tak Ada guna rasa sesal. Kini hanya bisa berharap semuanya menjadi lebih baik. Sekali lagi aku bersyukur pernah mencintaimu, banyak rasa, pengalaman, dan pelajaran yang ku dapat.

Apakah aku membencimu? Ku harap tidak, krn sesungguhnya aku Tak memiliki alasan untuk membencimu. Aku Tak ingin membenci Karena aku takut, rasa benci itu membawa lebih banyak madharat untuk kita

Beri aku waktu untuk nerima ini.
Biar Allah yang kuatkan hati ini

Friday, April 19, 2019

Apa Jadinya

Posted by Naila Aliya Marhama at 11:07 AM 0 comments

Tiap hal bisa mengingatkanku akan mu.
Tiap waktu bayangmu bisa hadir di pikiranku.
Dan tiap saat itu pula, kamu memang tak ada. Ilusi Ini terlalu sering dan nyata. Ini sakit!
Bahkan di mimpiku yang biasa menjadi tempat kita bertemu pun, semalam itu tak terjadi.
Aku mencarimu, kesusahan menemukanmu, dan berakhir tak bisa menemuimu.
Apa jadinya jika benar kita tak bisa bersama? Jujur aku belum bisa menerimanya untuk saat Ini. Tapi ku harap segera aku bisa menerima segala alur skenario dari-Nya.
Sabar yaa...
Mungkin terdengar berlebihan, aku ingin menangis sekarang hahaha... Apa Ini efek mendengarkan lagu sendu? Hmm memang tidak baik mendengarkan lagu hingga kamu larut di dalamnya.

Monday, April 1, 2019

Sesederhana itu

Posted by Naila Aliya Marhama at 12:51 AM 0 comments

Liat nama kamu di views IG atau WA story ku aja udah bisa bikin aku seneng. Huwaaaa...

Kadang aku mikir kenapa aku bisa sampai sekarang kepikiran kamu? Padahal chatting aja enggak, apalagi ketemu.
Kenapa aku seneng aja gitu nyebut nama kamu kalau aku lagi ngobrol sama Allah?
Dan aku juga bertanya-tanya apakah tulisan-tulisan yang udh ku buat ini Ada gunanya? Apakah nanti kamu bakal baca? Apakah orang lain juga akan menikmatinya? Atau sekedar penyalur hobi semata? Ntahlah... Apapun itu, yang ku lakukan saat ini seperti memikirkanmu, mengirimkan namamu ke langit, dan menuliskan segala cerita atau uneg-uneg tentang kamu itu bisa meredakan emosi Serta melegakan perasaanku.
Aku belum bisa melakukan cara lain, sembari aku harus terus memantaskan diriku untuk yang terbaik, siapapun itu.

Terima kasih sudah mengajarkanku rasa sabar dan segala penerimaan.

Monday, March 25, 2019

Terima Kasih sekali lagi

Posted by Naila Aliya Marhama at 8:48 AM 0 comments

Tidak mudah menerima ini, aku yang mencinta namun aku juga yang harus meredamnya. Sepertinya belum dimulai namun harus ku akhiri.

Terima kasih untuk luasnya kesabaranmu
Terima kasih untuk tiap hal manis yang kau ciptakan
Terima kasih sudah begitu baiknya padaku
Terima kasih sudah menjadikanku seperti perempuan pada umumnya yaitu merasa dicinta dan mencinta
Namun jujur aku merasa lebih berterima kasih karena. .
Kamu sudah bertahan dengan prinsipmu, tidak menerbangkanku terlalu tinggi, dan tidak pula mendekatiku terlalu dekat

Dulu aku sering mengeluh kenapa kita  tidak mengakuinya saja, menjalani kisah ini bersama, dan seterusnya. Namun, aku tahu kemarin dan saat ini memang belum waktunya. Sehingga Allah mencukupkan kedekatan kita secara cukup tidak kurang dan berlebih. Aku mensyukuri itu.

Layaknya yang lain aku ingin memiliki kisah cinta manis dan romantis dengan kedekatan kita yang dekat. Namun, aku menyadari Allah menciptkan kisah romantisku yang lebih manis, yaitu adanya yakin padamu namun ada kemampuan pula untuk merelakannya. Manis kan? Tapi percayalah penerimaan itu butuh daya, upaya, dan waktu yang tidak sedikit. Aku kini bisa lebih lega dan bahagia karena bisa lebih memahami hal tersebut.

Sebelum mengenalmu aku bisa berbahagia, saat bersamamu aku bisa berbahagia, dan meski saat ini tak bersamamu aku bisa berbahagia pula. Aku harap itu terjadi padamu pula. Dan tentang esok biarkan menjadi misteri yang kelak akan terungkap pada waktunya.

Hanya harap pada-Nya yang menguatkanku
Semoga doa bisa mendekatkan jarak kita pada jarak yang cukup

Aku tak tahu akan seperti apa kisah kita, namun yang aku yakini kita akan memiliki kisah manis apapun itu, bersama ataupun tidak.

Terima kasih.

Wednesday, March 20, 2019

Ku Kira Mimpi

Posted by Naila Aliya Marhama at 5:30 AM 0 comments

Tiba-tiba semalam terbangun dan merasa bingung membedakan ini mimpi atau kenyataan. Ya, aku benar mendengar percakapan dua temanku di tengah malam yang hening. Panjang lebar sekali, namun ada satu atau lebih hal yang ku curi dengar bahwa terlontar kata "aku menyukai dia blablabla...". Dia itu aku.
Sungguh kaget dan tak percaya, is it true? Dan jika tak salah ku dengar pula dia sudah memendam rasa sejak lamaaaa dan dia berhasil terlihat biasa saja di depanku.

Luar biasa! Sesungguhnya di awal aku kaget, takut, dan bingung. Oh seorang aku ini ada juga yang menyukai diam-diam dalam waktu lama. Lalu seketika kepingan-kepingan ingatan bersama tersusun. Ya, kecurigaan yang dulu sempat sekelebat muncul pun terjawab.
Salahkah dia? Tidak, tidak sama sekali.
Senangkah aku? Ntah hal ini masih membuatku kaget dan bingung.
Hal yang harus ku terima adalah memahami bahwa tiap orang berhak untuk melabuhkan hatinya pada siapapun, mengapa begitu? Karena kita pun sering tak bisa memilih untuk jatuh hati pada seorang insan.
Serta mencintai dalam diam apalagi dalam waktu cukup lama pula bukanlah hal mudah. Aku sangat paham itu.

Lalu aku harus bagaimana? Ntah lah, kondisinya saat ini aku sedang mencintai seorang insan pula yang ntah mengapa juga penuh tanda tanya haha. Namun, aku menikmatinya karena ya musti bagaimana lagi.

Kini aku menyadari, tiap insan punya potensi untuk dicinta maupun mencinta. Kedua hal tersebut merupakan energi positif yang harus semakin membuat kita tumbuh dan berkembang secara lebih baik. Aku sadar rasaku pada dia yang kini ku cinta, menjadikan aku sadar bahwa bukan dia yang harus ku harapkan melainkan pencipta-Nya. Aku harus bisa menyadarkan segala harap dan doa ini hanya pada-Nya bukan mahluk-Nya.
Kini yang harus ku kejar bukanlah dirinya namun ridho dari Sang Pengasih.
Allah tahu yang terbaik untuk tiap insannya. Percayalah segala ikhtiar  hamba-Nya takkan sia-sia, akan Allah jawab dengan jawaban terindah.

Dan untuk temanku...
Terima kasih jika (benar sudah) menyayangiku sejak lama. Aku juga kaget kenapa aku harus mengetahui ini dengan cara tak sengaja aku curi dengar percakapanmu dengan yang lain di ruang sebelah. Aku tak bisa memberi apa-apa, biar Allah yang beri untukmu.

Aku mengerti bukan hal mudah menjalani itu semua sampai saat ini tapi percayalah kita semua pasti bisa melewatinya.

Saturday, March 2, 2019

Maaf ya...

Posted by Naila Aliya Marhama at 8:23 PM 0 comments

Hari ini banyak emosi yang ku alami.
Dan memutuskan hal ini bukan perkara mudah.

Aku tidak bisa memintamu memahami aku, karena kamu bukan siapa-siapa serta lebih dari itu aku pun juga susah memahami diriku sendiri khususnya terkait denganmu.

Harusnya aku tulus, harusnya aku tidak perlu mengharap apa-apa. Tapi sepertinya aku tidak tulus dan kini aku sudah berada pada posisi tidak baik (karena mengharapkanmu).

Sudah berulang kali dikata, jika kamu sudah berharap pada manusia kamu juga harus siap kecewa.

Harusnya urusanku sudah selesai dengan menyukaimu saja (tak perlu dibalas), tapi ternyata aku tidak sekuat itu. Maafkan aku...

Aku percaya Allah mencintaimu, sangat mencintaimu. Maka yakinlah!

Allah menggariskan inipun karena Allah tahu yang terbaik untuk kita.

Biar aku lebih tata perasaan ini, izinkan aku lebih dalam lagi jatuh cinta pada-Nya, lebih yakin lagi mengharapkan-Nya, serta lebih kuat lagi menghadapi tiap hal ini.

Maafkan aku...
Semoga Allah senantiasa menjagamu dan menguatkanmu.

Monday, February 11, 2019

Seharusnya ku simpan saja

Posted by Naila Aliya Marhama at 10:11 PM 0 comments

Aku bukan penyembunyi yang baik. Mudah bagiku membagi segala rasa dan pikirku, dari yang memang layak dikonsumsi publik hingga harusnya itu menjadi privasiku.
Padahal kamu bukan siapa-siapa di hidupku namun sudah ku gembor-gemborkan ke dunia luar. Memang tak selalu ku sebut namamu kepada orang-orang, namun sudah lumayan banyak orang juga yang tahu.

Maaf yaa...

Jika nanti kamu tahu atau dengar terkait masalah ini. Maksudnya misal ada sesuatu diantara kita dan kamu sebenarnya tidak berkenan akan hal tersebut, sanggah saja tak apa. Kamu berhak melakukannya.
Namun jika kamu memilih untuk diam setelah mendengar berbagai hal itu, aku harap kamu bisa memaafkan aku dan orang-orang yang membicarakan hal tersebut. Walaupun ku tahu bukan salah mereka membicarakan hal itu, karena ya memang itu salahku.

Terima kasih sudah tidak terlalu sering muncul di hidupku setelah kejadian kemarin. Ntahlah aku juga tidak tahu motifmu apa, tapi aku berusaha berpikir positive bahwa ya memang baiknya seperti ini. Kamu rizki atau ujian bagiku pun saat ini belum terdefinisikan dengan baik, masih abu-abu.

Maaf jika aku sering memikirkanmu dengan sengaja atau tidak sengaja. Banyak sekali hal yang bisa membuatku ingat tentangmu.

Maaf jika aku banyak menulis tentangmu, aku post lagi di blog. Jujur aku malu jika tulisan-tulisan ini dibaca orang, tapi ntah mengapa aku suka saja menuliskannya di kanal pribadiku ini. Ntah ada mau singgah sejenak ke blog ini atau tidak ada yang pernah singgah ke blog ini juga tidak masalah bagiku. Ya, aku senang menuliskannya di sini. Satu yang pasti, kamu telah menjadi inspirasi di banyak tulisanku.

Kelak jika nanti kamu membaca ini dan kamu menyadari bahwa tokoh "kamu" atau "dia" dalam berbagai cerita adalah kamu, semoga kamu tidak marah ya. Maafkan aku, namun jika sungguh benar-benar kamu tak berkenan akan tulisan-tulisan tersebut tak apa, minta saja padaku untuk menghapusnya.

Ntah mengapa meski jarang berjumpa atau berbincang fasa ini tidaklah luntur. Ada rasa yakin yang tak terlihat. Ada rasa suka yang tetap bertahan. Namun, ada rasa sedih juga yang singgah jika menyadari bahwa aku terlalu sering mengingatmu.

Maafkan aku.

Apapun itu terima kasih telah menjadi inspirasiku dalam menulis sejak bulan Agustus tahun lalu. Apakah masih akan berlanjut atau akan segera tamat tidak yang tahu esok. Ya, skenario terbaik adalah dari-Nya. Mari kita jalani skenario terbaik-Nya dengan penuh rasa syukur dan suka cita.

Dan semoga aku bisa menjaga perasaan ini dengan baik, serta cukup menjalin rasa ini utamanya dengan Allah. Tak perlu dunia mengetahui secara luas cukup langit yang mengetahui secara dalam.

Semoga esok pagimu menyenangkan. :)

Friday, February 8, 2019

Mencoba Menerima (lagi)

Posted by Naila Aliya Marhama at 3:17 PM 0 comments

Beberapa waktu ini mencoba meyakinkan diri bahwa "tak apa nailaa, memang inilah yang terbaik". Ya, tak mudah menerima kenyataan karenaaaa coba kamu pikir setelah berbagai momen kalian ciptakan bersama namun setelah itu seperti tak ada apa-apa. Kami seperti dulu lagi, diam lagi dan seperti tak terjadi apa-apa.
Padahal sudah ku upayakan membangun tembok yang tinggi lalu dengan mudahnya dia masuk menghancurkan pertahananku. Lalu seketika itu pula dia bisa pergi dengan mudahnya. Menyebalkan? Iya, kalau itu dari perspektifku.

Namun, kenyataan yang ada tidak berjalan sesuai perspektifmu saja. Dia yang tahu motif sesungguhnya. Aku? Aku hanya bisa menerkanya saja hehe.

Kini ku sadari bahwa tembok yang aku bangun bukan tembok pertahanan yang kokoh melainkan bangunan ekspektasi yang besar akan dia. Berbagai ekspektasi tentang dia aku bangun baik maupun buruk.

Itulah yang salah dan kenapa aku bisa merasakan sakit karena aku jatuh pada ekspektasi yang telah ku buat tinggi-tinggi.

Hahaha.. Ya, it's okay, take a deep breath. Cukup jadi pembelajaran, kini aku berupaya lebih positif untuk tiap hal. Daripada mencipta ekspektasi tentangnya lebih baik ku sibukkan diriku dengan upayaku memperbaiki diri dan menggantungkan harapan hanya pada-Nya bukan ciptaan-Nya.

Jatuh bangun jatuh bangun jatuh bangun. Ya, itulah harus kita jalani dan nikmati. Tak masalah, that's a life.

Biar Allah yang menguatkan dan melapangkan hati ini.

Saturday, February 2, 2019

Cerita Selanjutnya

Posted by Naila Aliya Marhama at 1:41 AM 0 comments

Ya, luar biasa! Terakhir kali aku menulis tentang dia yaitu terkait dilema aku apakah ku harus hapus/simpan dia.

Dan ku pilih untuk tetap (kembali) menyimpan kontak dia.
Hari-hariku berlalu dengan menyenangkan dengan beragam kegiatan dan syukur Alhamdulillah aku jadi tidak terlalu memikirkannya :).

Lalu tanpa diduga seminggu yang lalu aku bertemu sekilas dengannya, benar-benar hanya sekilas dan itupun ku kira bukan dia. Ya, ku pikir aku berhalusinasi karena aku terlalu merindukannya. Hehe...
Tapi, ternyata memang benar adanya, pertemuan itu menjadi awal cerita selanjutnya. Kami lalu berhubungan lagi, saling memberi pesan, dan bahkan kami bisa pergi berdua untuk makan dan menonton film.

Luar biasa kan? Sungguh skenario Allah itu memang tak diduga namun sangat terbaik adanya. Bagaimana perasaanku? Luar biasa campur aduk! Dari perasaan senang, heboh, bangga, gemas, lega, sebel, terharu, dll. Teman-temankulah yang menjadi saksi betapa aku seperti anak remaja yang baru kasmaran. Alay!
Wkwkwk.. ya tak ku pungkiri memang itu adanya haha. Tak mampu menyanggah memang itu apa adanya.

Selanjutnya apa? Kami (lebih tepatnya dia) mampu melanjutkan kehidupannya seperti biasa. Seperti tak terjadi apa-apa diantara kami. Hahahaha.. Sungguh dia orang yang tak bisa diduga dan pintar menyimpan/menjaga perasaan dia dengan baik. Kalau aku bagaimana? Yaaaa... sekali lagi campur aduk, namun aku berupaya agar tetap positive thingking, bahwa yaa inilah yang terbaik saat ini, tak perlu saling bersama, kami berada pada posisi masing-masing, merasakan ruang di antara kami, dan mungkin akan tercipta rindu (dari sisiku).

Tak ingin lagi berharap pada manusia, cukup Dia saja.

Dia yang akan tuliskan lagi cerita kami dengan alur yang terbaik dan terindah untuk kami.

Apapun itu aku belajar banyak hal dari cerita kemarin. Maka untukmu, kuucapksn terima kasih banyak.


Monday, January 21, 2019

Terima Kasih

Posted by Naila Aliya Marhama at 2:15 AM 0 comments

Hapus Simpan Hapus Simpan Hapus Simpan...
Beberapa kali aku melakukan itu dengan beragam alasan seperti kecewa, sebal, ingin diketahui, kangen, marah, dll. Kalau bisa ditarik benang merah itulah koping aku mengatasi beragam perasaan yang timbul, akibat apa?? Akibat aku berharap pada seorang manusia.
Aku mulai memahami diriku bahwa aku sendirilah yang berharap, membuat karangan, berimajinasi, bermimpi, dll akan dirinya. Namun, sekali lagi aku lakukan sendiri (sepertinya), bukan vice versa.

Aku tak mengetahui yang sesungguhnya terjadi pada dirinya.
Tak masalah, meski aku tak memahami dia namun kini aku memahami diriku dan aku mencoba berhuznudzon padamu dan pada ketetapan-Nya.
Berhuznuzon bahwa kamu pasti memiliki alasan ditiap perilakumu, bahwa kamu memang orang baik (baikmu bukan hanya padaku), bahwa kamu mencoba untuk menjaga perasaanku (agar aku tidak menjadi semakin berlebihan), dll.
Berhuznuzon pada ketetapan-Nya, bahwa Allah Maha Baik Ia hadirkan kamu untuk mewarnai hariku dengan beragam warna, menguji perasaanku agar kelak aku bisa lebih sabar serta bijak, serta paling utama adalah mengingatkanku untuk tidak berharap selain dari-Nya, cukup Dia.

Aku bersyukur menerima ini, aku belajar banyak hal, dan aku memilih untuk tetap berbahagia apapun jalan ceritanya.

Aku takkan memaksa diriku untuk menghapusmu tiba-tiba, jika memang tidak sejalan biar Allah yang jalankan kita pada jalan yang berbeda.

Biar Allah yang kuatkan dan lapangkan hati ini. Cukup Allah tempatku berharap.

Untukmu ku ucapkan terima kasih atas segalanya. Semoga kebaikan dan kebahagiaan selalu menyertaimu.

Betewe ini cerita kesekian aku tentangmu. Hmmm.. Banyak yaa wkwkw.. Terima kasih sudah menjadi tokoh di rangkaian ceritaku.
Cerita selanjutnya seperti apa?
Hanya Allah yang Maha Mengetahui. Percayalah pasti Allah berikan yang terbaik dan terindah untuk kita semua.

Monday, January 14, 2019

Aku Menerima

Posted by Naila Aliya Marhama at 7:07 AM 0 comments

Tiap hal ternyata mengajarkan banyak hal. Kadang menyenangkan, kadang pula menyakitkan. Namun tak masalah, semua hadir dalam ukuran terbaik dari-Nya pada waktu yang tepat pula.

Berkali-kali membaca tulisan dari orang-orang memberikan pengingat bagi diri bahwa cukuplah untuk berharap pada manusia.

Tak perlu memungkiri bahwa memang menyayanginya, namun yang perlu diingat tak perlu berlebihan dalam menanggapi tiap sikap dan perilakunya, dia memang baik apa adanya.

Aku menerimanya. Menerima bahwa aku menyayanginya, merindukannya, dan menginginkannya.
Namun aku juga menerima jika semua itu aku yang menjalaninya sendiri.
Tak mudah tapi aku pasti bisa.

Jika nanti malam aku masih sayang, akan ku utarakan pada-Nya.
Jika esok aku masih rindu, akan ku titipkan rindu ini pada hangatnya matahari
Jika lusa aku masih mengingkanmu, akan ku kirimkan anganku pada-Nya.

Karena Dia tahu sebenarnya isi hatiku.

 

Kisahku, Kisahmu, dan Kisah Kita Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review